Psikolog Harap Pemerintah Buat Aturan Anak Pegang Gawai

Anak di bawah umur tak seharusnya diizinkan pegang gawai

Jakarta, IDN Times - Kasus remaja 15 tahun yang membunuh balita 5 tahun di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, tengah menjadi sorotan. Tidak hanya pelaku yang masih di bawah umur, namun motif pembunuhan yang tidak biasa membuat banyak pihak tercengang. Salah satu yang memicu aksinya tersebut lantaran pelaku terinspirasi dari film horor.

Terkait kasus ini, kebiasaan anak di bawah umur memegang gawai pun menjadi sorotan. Sebab, hal tersebut dinilai mempengaruhi perkembangan otak anak. Apalagi jika tidak diawasi dengan baik oleh orang tua.

"Intinya banyak penelitan aktivitas anak-anak sekarang dengan medsos, gim, itu berpengaruh pada otak. Apalagi kondisi sekarang ini, anak itu lebih suka dengan gadget-nya dibandingkan pergi hang out dengan teman-temannya," kata psikiater anak dan remaja, Suzy Yusna Dewi, dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di TVOne, Selasa (10/3).

Baca Juga: Permintaan Terakhir Balita yang Tewas di Tangan Remaja NF Sawah Besar

1. Pemerintah dinilai perlu mengatur penggunaan gawai pada anak

Psikolog Harap Pemerintah Buat Aturan Anak Pegang Gawai(Ilustrasi) IDN Times/Lazuardi Putra

Suzy berharap, pemerintah menerapkan aturan soal batasan waktu seorang anak memegang gadget atau gawai. Beberapa negara telah menerapkan kebijakan tersebut.

Dengan menerapkan aturan itu, dia berharap, anak-anak tidak akan kecanduan gawai dan lebih banyak bersosialisasi dengan lingkungannya.

"Kalau menurut saya harus ada aturan, di luar negeri ada slow down. Setelah 3 jam internet itu akan mati sendiri. Ada aturan seperti itu, dan saya berharap sekali ada kebijakan di negara kita, memberlakukan jam-jam tertentu anak-anak memegang gadet," ucapnya.

2. Anak di bawah umur seharusnya diajak lebih mengenal lingkungannya, bukan gawai

Psikolog Harap Pemerintah Buat Aturan Anak Pegang GawaiIDN Times/Lia Hutasoit

Sementara itu, Psikolog Tika Bisono menyayangkan banyaknya anak-anak di bawah umur yang telah diberikan gawai oleh orang tuanya. Menurut dia, anak di bawah umur seharusnya diajak lebih mengenal lingkungannya.

Mengutip Bill Gates, Tika menyebut, anak seharusnya baru diperkenankan memegang gawai saat berusia 14 tahun.

"Apa yang terjadi di Indonesia jauh di bawah itu, (anak di bawah umur) sudah pegang sendiri. Saya bahkan lihat anak di kursi bayi itu pegangannya iPad. Akhirnya saya tegur ke mbaknya bawa keluar ada taman jangan ke iPad. Jadi anak-anak sudah terekspose, jadi kecerdasan melambat," ujarnya.

3. Psikolog imbau orang tua agar lebih mengawasi anaknya dengan baik

Psikolog Harap Pemerintah Buat Aturan Anak Pegang Gawaiilustrasi konflik keluarga. IDN Times/Sukma Sakti

Oleh karena itu, Tika menyarankan kepada semua orang tua agar anak-anak khususnya di usia lima tahun untuk didampingi. Jika terlalu sibuk dan harus menitipkan ke tetangga, dia menyarankan agar orang tua memahami betul orang yang dititipinya.

"Kalau dititipin ke tetangga, itu tetangganya kayak apa? Open kah, atau nggak cuek tapi membiarkan sehingga si anak 5 tahun keliatan (pergi) kemana-mana. Akhirnya orang tua senang kalau anak diam, ga ngerecokin. Ya dikasih gadget. Tapi itu menghancurkan karena dia jadi tahu itu (konten kekerasan)," imbuh Tika.

Baca Juga: Polisi: Media Harap Hati-hati Beritakan Kasus Remaja Bunuh Balita

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya