Deteksi COVID-19 dari Jauh, TNI AD Gunakan Helmet Thermal KC Wearable
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dalam bertugas memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di tanah air, anggota TNI AD akan menggunakan helm berteknologi terbaru yaitu Helmet Thermal KC Wearable.
Kepala Dinas TNI AD, Kolonel Infantri Nefra Firdaus mengatakan, helmet thermal KC wearable merupakan inovasi teknologi informatika canggih untuk mendeteksi temperatur tubuh beberapa orang dalam waktu yang sama, lebih cepat dan efektif dibandingkan thermo gun.
"Inovasi ini dapat mendeteksi suhu tubuh seseorang melalui jarak sampai dengan 10 meter. Selain itu dapat memeriksa suhu tubuh orang yang lebih banyak dan tentunya waktunya akan lebih cepat dan efektif. Selama ini kita hanya menggunakan thermo gun, sehingga lebih cepat dan efektif," katanya seperti dikutip dari Antara, Minggu (31/5).
1. Risiko penularan pengguna Helmet Thermal KC Wearable lebih rendah dari thermo gun
Inovasi terbaru ini, kata Nefra, juga dapat mereduksi risiko petugas pemeriksa akibat kontak dekat jika menggunakan thermo gun.
"Di Mabes AD kami sosialisasi sekaligus latihkan penggunaannya. Selain untuk mendeteksi dan menyeleksi orang yang masuk ke fasilitas TNI AD, termasuk rumah sakit. Ini juga menegaskan komitmen TNI AD dalam memutus dan mencegah penyebaran pandemi COVID-19," kata dia.
Baca Juga: Tangis Haru Warnai Momen Pertemuan Perawat RSPAD dengan Keluarga
2. Bisa mendeteksi suhu tubuh dari jarak jauh
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan dari kesehatan Sekolah Calon Perwira AD di Bandung, Letnan Dua CKM (K) dr Eva, mengatakan, kehadiran helmet thermal KC wearable sangat membantu bagi tenaga medis karena karena lebih cepat dalam mendeteksi temperatur tubuh.
"Selama ini untuk mengecek suhu tubuh, kita lakukan satu per satu dan dengan jarak yang dekat. Namun dengan alat ini kita dapat mendeteksi suhu tubuh seseorang lebih cepat, dan dapat dilakukan dari jarak jauh tanpa harus mendekati orang tersebut," kata Eva.
Eva mengatakan, alat ini sangat membantu tim medis karena dapat mendeteksi secara dini dari orang-orang yang terinfeksi COVID-19, sehingga dapat mengurangi dampak penyebaran virus.
3. Pelatihan penggunaan helm canggih ini dilakukan di Mabes AD dan RSPAD Gatot Soebroto
Pada pelatihan yang dilakukan di Mabes AD, lanjut Nefra, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa ikut mengawasi cara penggunaan dan sistem kerja helm canggih ini. Pelatihan yang dilakukan di Mabes AD dan RSPAD pada Kamis (28/5) ini diikuti perwakilan Satuan Kesehatan dari Kesehatan Mabes AD, Akademi Militer di Magelang, Sekolah Staf & Komando AD di Bandung, Sekolah Calon Perwira AD di Bandung, dan RSPAD.
Baca Juga: Eijkman: RSPAD Terapkan Plasma Konvalesen Sembuhkan Pasien COVID-19