Kenapa Pohon Sengon Bisa Membuat Listrik Padam? Ini Kata Dahlan Iskan 

Pohon sengon menarik perhatian Dahlan Iskan

Jakarta, IDN Times - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menuding pohon sengon sebagai alasan terjadinya pemadaman listrik massal atau blackout  yang menimpa Jakarta, Jawa Barat, dan sebagian wilayah Jawa Tengah pada Minggu 4 Agustus lalu.

Pohon sengon tersebut berdekatan dengan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kilovolt (kV).

Rupanya hal itu menarik perhatian mantan Direktur Utama PT PLN Persero, Dahlan Iskan, yang menjabat pada periode 2009-2011. Melalui blog pribadinya, DI's Way, Dahlan berusaha membela pohon sengon tersebut.

"Pohon sengon itu tidak bersalah, apalagi tumbuhnya di dalam pagar penduduk. Pohon sengon memang menjulang sangat tinggi. Tinggi tiang SUTET itu 40 meter. Tapi bentangannya menggelayut. Tinggi 18 meter. Tinggi sengon itu sekitar 15 meter. Sudah mencapai medan magnet SUTET," tulisnya.

Namun, Dahlan mempertanyakan mengapa pohon sengon itu dibiarkan tumbuh di area SUTET dan mengapa tidak ada yang tahu? Apakah tidak ada lagi anggaran untuk patroli pohon, dan mengapa SUTET itu begitu rapuh?

"Hanya kesenggol satu pohon sudah pingsan?" tulis dia.

Dahlan pun memaparkan bahwa sebenarnya memang tidak boleh ada pohon di dekat SUTET. "Jangankan sampai menyenggol. Memasuki medan magnetnya pun sudah mengganggu, seperti bisa terjadi korsleting yang mengakibatkan arus listrik terhenti," kata dia.

Dahlan menjelaskan, listrik yang dialirkan ke Jakarta jumlahnya paling besar. "Dari Jatim ke Jakarta, sekitar 3000 MW. Tepatnya saya sudah lupa," ujarnya.

Listrik sebesar itu hanya bisa dikirim lewat SUTET, yang tegangannya 500 kVA. Ibarat kirim air, selangnya harus sangat besar.
 
Kian tinggi tegangannya kian luas medan magnetnya. Karena itu harus ada sempadan (dalam istilah listrik sempadan itu disebut ROW --Right of Way) yang lebar. Di sepanjang jalur SUTET tidak boleh ada tanaman tinggi. 
 
"Dulu selalu ada patroli, yang mengawasi ROW itu --apakah mulai ada gejala pohon yang mengganggu. Tidak harus tiap hari. Pohon tidak bisa mendadak tinggi," jelas Dahlan Iskan.

Kini setelah dia tak lagi memimpin perusahaan setrum negara itu, Dahlan tidak tahu apakah pengawasan atau patroli itu masih berjalan dengan baik.

Baca Juga: Sesalkan Pemadaman, Dahlan Iskan: ke Mana Pasukan Kopassus P2B PLN? 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya