Kementan: Kalung Antivirus Corona Belum Diuji untuk COVID-19

Kementan akui belum bisa menumbuhkan virus jenis COVID-19

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry mengakui bahwa kalung antivirus corona berbasis tanaman atsiri (eucalyptus), belum diuji terhadap SARS-CoV-2 atau virus corona jenis baru penyebab COVID-19. Meskipun kalung tersebut diklaim dapat digunakan untuk menanggulangi COVID-19.

Dia mengatakan, pihaknya melakukan pengujian produk tersebut secara in vitro terhadap virus influenza H5N1 dan Virus Corona Model.

"Kementan punya komoditasnya, SDM-nya, laboratoriumnya dan virusnya. Dari bahan-bahan herbal tersebut kita lakukan pengujian secara in vitro terhadap virus influenza H5N1 dan Corona Model. Kenapa tidak COVID-19? Kami belum bisa menumbuhkan virus COVID-19," katanya kepada IDN Times, Minggu (5/6).

1. Produk eucalyptus disebut aman digunakan sebagai antivirus

Kementan: Kalung Antivirus Corona Belum Diuji untuk COVID-19Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengenakan kalung antivirus corona ke salah satu jurnalis (Dok. IDN Times/KemenPUPR)

Menurut dia, produk berbasis eucalyptus untuk minyak atsiri sudah ratusan tahun digunakan oleh manusia sebagai antivirus, antibakteri, anti inflamasi. Dia mengklaim produk tersebut relatif aman untuk aroma terapi.

"Pembuktian secara ilmiah dari produk herbal ini terus dilakukan oleh para peneliti di dunia termasuk Indonesia. Apalagi dengan adanya pandemik COVID-19 ini yang sampai saat ini belum ditemukan vaksin dan obat spesifiknya," ujarnya.

Baca Juga: Kalung Anti Corona Diragukan, Kementan Klaim Sudah Diuji secara Ilmiah

2. Eucalyptus diklaim yang paling baik dalam menghambat virus

Kementan: Kalung Antivirus Corona Belum Diuji untuk COVID-19Produk Eucalyptus Kementan untuk Anti Virus Corona (Dok. IDN Times/Kementan)

Dia menjelaskan, dari herbal yang telah diuji eucalyptus menunjukkan hasil yang baik dalam potensinya menghambat virus.

"Zat aktifnya (eucalyptus) 1,8 cineol yang dikenal dengan eucalyptol. Meskipun yg kita gunakan masih corona model," ujarnya.

Dia mengatakan, Main protease (Mpro)/chymotrypsin like protease (3CLpro) dari virus corona termasuk COVID-19, menjadi target potensial penghambatan replikasi virus corona.

"Mengingat peran vitalnya dalam processing poliprotein, pematangan virus dan sebagai protein yang menjadi target potensial dalam penghambatan pembelahan polyprotein virus untuk mencegah penyebaran infeksi," ujarnya.

Dia menjelaskan eucalyptol berpotensi mengikat protein Mpro / 3CLpro, memiliki afinitas pengikatan yang tinggi dan energi pengikatan terendah. Sehingga dapat dijadikan pilihan pengobatan yang potensial, dan ditemukan pada tanaman obat yang dapat bertindak sebagai penghambat potensial COVID-19 Mpro.

3. Riset masih terus dilakukan untuk melengkapi data ilmiah bahwa bisa mencegah COVID-19

Kementan: Kalung Antivirus Corona Belum Diuji untuk COVID-19Ilustrasi corona. IDN Times/Arief Rahmat

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kementan, keragaman sekuen cukup besar di antara main protease coronavirus, namun spesifisitas substrate bersifat sangat awet.

"Hasil studi menunjukkan bahwa baik pengembangan uji 3CLpro yang berlaku universal dan desain inhibitor spektrum luas yang menghambat semua main protease utama coronavirus layak digunakan pada semua coronavirus, yang kita harapkan juga bisa untuk virus COVID-19," ujarnya.

Dia mengatakan riset masih terus berlanjut, sehingga diharapkan dapat melengkapi data-data ilmiah yang telah ada termasuk uji klinis yang akan dilakukan.

Baca Juga: Farmakolog UGM: Hati-hati dengan Klaim Antivirus di Kalung Kementan

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya