TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

800 Anak Terpapar COVID-19, KPAI: Sekolah Bisa Jadi Klaster Baru

Pemerintah diminta libatkan IDAI

Pixabay.com/stokpic

Jakarta, IDN Times - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat lebih dari 800 anak di Indonesia terpapar COVID-19. Bahkan 129 anak meninggal dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 dan 14 anak meninggal dengan status terkonfirmasi positif COVID-19.

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti pun meminta pemerintah harus memikirkan secara matang jika memutuskan membuka kembali sekolah di tengah pandemik COVID-19 ini.

"Penularan virus yang mewabah itu terjadi melalui kontak dari orangtua ataupun keluarga terdekat," ujar Retno dalam siaran tertulis, Sabtu (23/5).

1. Sebanyak 831 anak pada usia 0 sampai 14 tahun tertular COVID-19

Petugas menunjukan hasil reaktif rapid test acak beberapa waktu lalu, Bramanta Pamungkas

Retno mengungkapkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada 4 persen kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia dialami kelompok usia 0 sampai 14 tahun.

"Itu berarti ada 831 anak pada usia tersebut yang tertular COVID-19 dari akumulasi total kasus per 22 Mei 2020 yang mencapai 20.796 orang," ungkapnya.

2. 129 anak meninggal setelah terpapar COVID-19

IDN Times/Candra Irawan

Selain itu, berdasarkan pendataan yang dilakukan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 129 anak meninggal dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) dan 14 anak meninggal dengan status terkonfirmasi positif COVIF-19.

"Jumlah tersebut cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara lain, bahkan ada bayi usia 1 bulan yang tertular COVID-19 dari orangtuanya," ujarnya.

Menurut Retno, IDAI  mencatat saat ini Pasien Dalam Perawatan (PDP) anak di Indonesia dengan berbagai penyakit jumlahnya hampir 3.400 kasus. Dari jumlah tersebut 584 di antara positif COVID-19.

"Anak-anak yang tertular COVID-19 tersebut, menunjukkan bukti bahwa rumor covid tidak menyerang anak-anak atau ringan pada anak-anak adalah tidak benar," tegasnya.

3. Kemendikbud dan Kemenang harus belajar dari negara yang zero kasus

Ilustrasi rapid test. IDN Times/Mia Amalia

Retno mengatakan Kemendikbud dan Kemenag harus belajar dari negara lain yang sudah mulai turun kasusnya bahkan zero kasus kemudian membuka sekolah dengan menerapkan portokol kesehatan, namun ternyata ditemui kasus baru karena siswa dan guru tertular COVID- 19.

"Sekolah malah menjadi klaster baru, di beberapa negara di Eropa seperti Finlandia, Prancis dan Inggris yang memiliki sistem kesehatan yang baik dan membuka sekolah juga dengan persiapan yang matang dan protokol kesehatan yang ketat ternyata juga tidak aman dan malah menimbulkan klaster baru di lingkungan sekolah karena beberapa siswa dan guru tertular COVID 19 hanya dalam hitungan minggu," bebernya.

Baca Juga: New Normal, Tatkala Dunia Mencoba Berdamai dengan Virus Corona

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya