Kebakaran Hutan Saat Virus Corona, 3 Provinsi Ini Siapkan Hujan Buatan

Posko operasi TMC akan dibentuk di Pulau Kalimantan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah meluncurkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan pada hari ini, Senin (11/5) di wilayah Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan. Langkah itu dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di musim kemarau.

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ruandha Agung Sugardiman mengatakan, operasi TMC yaitu rekayasa hujan buatan yang berguna untuk membasahi lahan-lahan gambut di musim kemarau. Berguna juga untuk mengisi kanal-kanal, embung, dan kolam-kolam retensi di lahan gambut.

“Operasi TMC ini akan diawali dengan pembentukan 2 posko di wilayah Sumatera yaitu Posko Pekanbaru yang meliputi wilayah Provinsi Riau dan sebagian Jambi, serta Posko Palembang untuk wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan sebagian Jambi. Operasi TMC ini akan dilaksanakan selama 15 hari di masing-masing posko," ucap Ruandha Agung melalui keterangan tertulis, Senin (11/5).

Baca Juga: Kelangkaan Makser N95 Bisa Terulang di Masa Rentan Karhutla

1. Selanjutnya, posko operasi TMC akan dibentuk di Pulau Kalimantan

Kebakaran Hutan Saat Virus Corona, 3 Provinsi Ini Siapkan Hujan BuatanPetugas gabungan penanggulangan kebakaran gambut (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Selanjutnya, sesuai prediksi dan rekomendasi BMKG akan dibentuk lagi 3 posko operasi TMC di wilayah Kalimantan, yaitu Posko Kalimantan Tengah-Kalimantan Selatan, Posko Kalimantan Barat, dan Posko Kalimantan Timur-Kalimantan Utara.

“Diharapkan pelaksanaan TMC yang segera dimulai setelah launching hari ini, dapat mencegah terjadinya karhutla dan menekan angka karhutla tahun 2020 secara nasional dan khususnya di provinsi-provinsi bergambut yang rawan karhutla," harapnya.

Ruandha mengatakan, pada prinsipnya operasi TMC meniru proses alamiah yang terjadi di dalam awan. Sejumlah partikel higroskopik yang dibawa dengan pesawat ditambahkan langsung ke dalam awan jenis Cumulus, yaitu awan hujan. Agar proses pengumpulan tetes air di dalam awan segera dimulai.

"Dengan berlangsungnya pembesaran tetes secara lebih efektif, maka proses hujan menjadi lebih cepat dan menghasilkan curah hujan yang lebih banyak," tuturnya.

Dengan didukung pesawat TNI-AU jenis Cassa 212-200 dari Skuadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh-Malang, dengan kapasitas angkut 800 kg garam (NaCl) berbentuk powder untuk disemai dalam setiap sorti penerbangan, diharapkan akan diperoleh hasil maksimal.

2. Menteri LHK ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mencegah terjadinya karhutla

Kebakaran Hutan Saat Virus Corona, 3 Provinsi Ini Siapkan Hujan BuatanMenteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (Dokumentasi KLHK)

Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan terima kasih dan penghargaan pada semua pihak yang terlibat dalam pengendalian karhutla. Menurutnya, tim Satgas di lapangan tidak hanya bekerja di titik terdepan saat terjadi karhutla, namun juga rutin turun melakukan sosialisasi bahaya karhutla dan penyebaran COVID-19 secara door to door.

Satgas Karhutla itu terdiri dari Manggala Agni KLHK, TNI, Polri, BNPB, BPPT, BMKG, BPBD, Pemda, pihak swasta seperti dari RAPP dan Sinar Mas, Masyarakat Peduli Api (MPA), serta para relawan dari berbagai kelompok masyarakat lainnya.

''Saya ucapkan terima kasih pada tim di lapangan, tetap jaga kesehatan dan keselamatan. Kolaborasi kerja di tingkat tapak oleh semua pihak sangat penting dilakukan. Karena mengendalikan Karhutla tidak bisa menunggu, upaya antisipasi seperti TMC dan patroli rutin menjadi pilihan yang tepat untuk dilakukan. Saya terus mengikuti laporan dari lapangan setiap hari,'' kata Siti.

3. Lokasi gambut yang sering terbakar harus mendapat perhatian khusus

Kebakaran Hutan Saat Virus Corona, 3 Provinsi Ini Siapkan Hujan BuatanUpaya pemadaman api dilahan gambut oleh petugas gabungan (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Ia juga meminta kepada Satgas Karhutla untuk memberikan perhatian khusus bagi beberapa lokasi gambut yang sering terbakar. Para pihak diminta harus memastikan  gambut tetap dalam kondisi basah.

“Bapak Presiden sudah mengingatkan untuk terus waspada dan lakukan pencegahan sedini mungkin,” ujarnya.

4. Sebanyak 3,4 juta hektare ekosistem gambut yang rusak berhasil dipulihkan

Kebakaran Hutan Saat Virus Corona, 3 Provinsi Ini Siapkan Hujan BuatanPetugas BPBD lakukan pemadaman api kebakaran lahan gambut (IDN Times/Ervan Masbanjar)

KLHK melaporkan, sejak 2016 hingga Maret 2020 telah berhasil dipulihkan ekosistem gambut yang rusak seluas 3.474.687,72 hektare. Sejumlah langkah yang dilakukan untuk pemulihan yakni tata kelola air (pembasahan) melalui pembangunan dan pengoperasian 27.889 unit sekat kanal, rehabilitasi vegetasi seluas 4.438,70 hektare, dan mendorong suksesi alami pada area seluas 306.112 hektare.

Tercatat nilai rata-rata Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) setelah intervensi pemulihan ekosistem gambut sebanyak 10.690 unit titik kontrol penataan, yang tersebar di 12 provinsi yaitu pada angka 0,55 meter pada tahun 2019, dan membaik menjadi 0,46 meter pada kuartal I tahun 2020 (batas toleransi menurut PP adalah 0,40 m).

Hasil analisis pada peta area yang diintervensi dengan data karhutla tahun 2019 menunjukkan bahwa tidak terdapat karhutla di areal-areal yang sudah diintervensi, baik di areal konsesi maupun lahan masyarakat.

Baca Juga: Belum Selesai COVID-19, Pemerintah Bersiap Hadapi Karhutla di Sumsel

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya