Women Power Sumsel, Muncul Sebagai Penyeimbang bukan Pembanding

Tokoh Perempuan Sumsel jadi Pemimpin yang tak lupa kodrat 

Palembang, IDN Times - Perempuan - perempuan tangguh yang punya kemampuan dan kredibilitas di Sumatera Selatan (Sumsel) mulai bermunculan. Lihat saja, para perempuan tersebut mampu menduduki sejumlah posisi strategis.

Ketua DPRD Sumsel, RA Anita Noeringhati; Wakil DPRD Sumsel, Kartika Sandra Desi; Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang, Fitrianti Agustinda, dan Ketua TP PKK Sumsel, Febrita Lustia, adalah representasi dari women power dalam memimpin satu institusi di Bumi Sriwijaya. 

Nah, bagaimana mereka mampu berada di posisi tersebut, dan bisa memimpin dengan baik? Berikut IDN Times paparkan apa makna women power menurut perempuan Sumsel yang sukses secara personal.

1. Kekuatan perempuan ada pada kelembutan dan cara bersikap

Women Power Sumsel, Muncul Sebagai Penyeimbang bukan PembandingKetua DPRD Sumsel Anita Noeringhati (IDN Times/Sidratul Muntaha)

Ketua DPRD Sumsel, Anita Noeringhati mengungkapkan, kekuatan wanita atau women power sebenarnya terletak dari kelembutan dan tata cara wanita dalam mengambil sikap, bukan dari kekuasaan dan posisi jabatan.

"Wanita punya citra sebagai strengthener karena kelembutan dari hatinya. justru bila wanita bersikap kasar, itu tandanya dia tidak mampu memimpin dengan baik, dia malah berusaha untuk menutupi kelemahannya. Wanita memang tidak bisa disamakan dengan pria, tapi itu bukan jadi pembanding," ungkap dia.

2. Kehadiran pemimpin wanita menjadi bukti penguatan pemberdayaan SDM

Women Power Sumsel, Muncul Sebagai Penyeimbang bukan PembandingKetua DPRD Sumsel Anita Noeringhati (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Dengan munculnya peran perempuan yang mampu menjadi seorang pemimpin, jelas Anita, maka hal itu menjadi peluang dan potensi dalam pemberdayaan SDM.

"Artinya ada perwujudan generasi untuk jadi lebih berguna memberikan hasil, karena di setiap masa, sentuhan wanita seharusnya menjadi bukti penguatan SDM," jelas dia.

Politisi perempuan Partai Golkar itu melanjutkan, meski seorang perempuan mampu menjadi leader, namun si perempuan tidak boleh meninggalkan kodratnya sebagai seorang pelindung untuk keluarganya.

"Harus tetap menempatkan posisi sebagai istri maupun ibu. Karena wanita memiliki peran ganda yang tidak bisa saling dibandingkan," ujar dia.

3. Women power dinilai muncul dari keyakinan dan kekutan hati

Women Power Sumsel, Muncul Sebagai Penyeimbang bukan PembandingWakil Ketua DPRD Sumsel Kartika Sandra Desi (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sementara, Wakil Ketua DPRD Sumsel, Kartika Sandra Desi menuturkan, sebenarnya women power itu berasal dari keyakinan kekuatan hati.

"Membahas women power itu antara perasaan dan pola pikir secara rasional, justru wanita sesungguhnya memang harus melibatkan perasaan dalam setiap keputusan," tutur dia.

Karena untuk menetapkan yang terbaik, jelas Sandra Desi, harus meyakinkan terlebih dulu dengan hati, selain memang perlu dipikirkan secara matang-matang. "Ada pepatah mengatakan, tanyalah hatimu, karena hati tidak pernah bohong," jelas wanita yang karib disapa cici itu.

4. Tanpa meninggalkan kodrat, wanita jangan pernah bergantung 1000 persen dari pria

Women Power Sumsel, Muncul Sebagai Penyeimbang bukan PembandingWakil Ketua DPRD Sumsel Kartika Sandra Desi (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Cici yang juga menjabat Ketua DPD Gerindra Sumsel itu menerangkan, walau perempuan itu sudah hebat dan memiliki jabatan pimpinan, namun ada hal yang tidak boleh dilupakan. Karena wanita memiliki kodrat untuk di rumah dan menjadi guru terbaik bagi keluarganya.

"Melihat zaman dulu, sekarang pria lebih terbuka dengan kepemimpinan seorang wanita. Poinnya, wanita tetap memiliki kodrat sebagai pendidik bagi keluarga terutama anak-anak," terang dia.

Bukan hanya itu, Cici mengatakan, hal yang paling penting lagi, wanita harus mandiri dan jangan pernah ketergantungan dengan pria sampai 1000 persen.

"Era modern seperti sekarang, wanita juga sudah berhasil merangkul, bekerja dan menjadi pemimpin di segala bidang dan lini. Pencapaian luar biasa bagi wanita-wanita yang lain juga, seperti mereka berhasil keluar dari penindasan perempuan," kata dia.

5. Wanita memiliki kelebihan komunikasi yang lebih baik

Women Power Sumsel, Muncul Sebagai Penyeimbang bukan PembandingFitrianti Agustinda Wawako Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Terpisah, Wawako Palembang, Fitrianti Agustinda mengatakan, adanya pemimpin yang dijabat oleh wanita, tentu memiliki keunggulan tersendiri. Karena dalam memimpin, hal paling utama adalah mampu berkomunikasi antar leader dan rekan kerja.

Fiitrianti melanjutkan, ada momen-momen tertentu, perempuan lebih bisa berkomunikasi lebih baik dibanding pria. Apalagi dalam pekerjaan yang terkadang berada dalam tingkat ego dan suasana buruk.

"Saat itulah, wanita yang bisa menjadi penengah serta bisa mencairkan keadaan. Sebab, pada umumnya kebanyak pria memiliki emosi yang lebih tinggi," kata wanita yang akrab disapa Finda ini.

Baca Juga: Minarni, Potret Sang Ibu dari Palembang Hidupi Anak dari Hasil Parkir

6. Aura keibuan wanita mendorong optimalisasi produktivitas SDM

Women Power Sumsel, Muncul Sebagai Penyeimbang bukan PembandingWakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Finda menyampaikan, ada nilai plus yang dimiliki wanita selain komunikasi yang baik, yakni sikap keibuan yang terpancar. Aura keibuan wanita ini bisa menjadi satu potensi dalam mengoptimalisasikan produktivitas kerja.

"Dalam satu instansi yang dilihat adalah bagaimana hasil kinerja dari para SDM. Biasanya, kinerja baik muncul dari kenyamanan bekerja, dan rasa nyaman ada karena suasana yang tenang. Aura keibuan dan sikap lembut wanita ini bisa menjadi kunci dalam mendorong produktivitas pekerja, karena dalam memimpin wanita juga dapat jadi pembimbing baik," kata dia.

Baca Juga: Nitchii: Perempuan Hebat Itu Tidak Menjatuhkan Perempuan Lain

7. Women power tidak terlepas dari dorongan seorang pria

Women Power Sumsel, Muncul Sebagai Penyeimbang bukan PembandingKetua TP PKK Sumsel Febrita Lustia (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Ketua TP PKK Sumsel, Febrita Lustia mengatakan, sesungguhnya women power itu dilihat dari bagaimana seseorang di sekeliling bisa berhasil, dan orang di sekitar turut mendukung semua kegiatan positif yang dilakukan seorang pemimpin wanita

"Perjuangan perempuan untuk dihargai seperti sekarang ini butuh proses panjang. Mulai dari keberhasilan memberdayakan SDM, hingga pengurangan tingkat kekerasan terhadap wanita, dan ini adalah bukti women power," kata dia.

Istri dari Gubernur Sumsel Herman Deru itu menambahkan, kekuatan wanita juga tidak terlepas dari dorongan seseorang pria. Makanya, benar kalau di antara wanita dan pria tidak perlu dibandingkan satu sama lain. "Ada istilah he for she atau she for he yang artinya keduanya menjadi penyeimbang bersama," tandas dia.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya