Belajar Ikhlas dan Syukur dari Syekh Ali Jaber di Balik Musibah

Syekh Ali Jaber mengaku ikhlas dari kasus penusukan

Jakarta, IDN Times - Atas kejadian penusukan yang dialaminya, Syekh Ali Jaber tetap merasa bersyukur dan tetap ikhlas menghadapi musibah ini. Dia mengaku tidak marah maupun gelisah, saat kejadian yang berlangsung di Bandar Lampung, Lampung, pada Minggu 23 September 2020 itu.

Ia berpegang pada prinsip hidupnya, berdakwah hanya untuk mencari keridaan Allah SWT. Menurut dia, rida Sang Illahi jauh lebih penting dibandingkan musibah yang menimpanya. Sehingga, Syekh Ali Jaber lebih memilih berpasrah diri kepada Allah SWT dalam menghadapi musibah ini.

“Menurut saya kemuliaan seseorang, bukan di saat lagi santai, justru diuji kemuliaan akhlak seseorang ketika sedang menimpa musibah,” ujar Syekh Ali Jaber dalam wawancara dengan Deddy Corbuzier Podcast, Rabu, 16 September 2020.

1. Syekh Ali Jaber menerima dengan ikhlas musibah yang dialaminya

Belajar Ikhlas dan Syukur dari Syekh Ali Jaber di Balik MusibahSyekh Ali Jaber saat memberikan sambutan di Masjid Khadijah, Kota Malang, Jawa Timur, baru-baru ini. (Istimewa)

Syekh Ali Jaber menerima dengan lapang dada musibah yang menimpanya. Justru, ia merasakan ketenangan yang luar biasa saat kejadian, hingga beberapa saat kemudian ia tersadar dirinya tengah dalam bahaya.

“Saya mempelajari tidak ada kejadian yang terjadi secara kebetulan, semuanya telah direncanakan oleh Allah,” ujar dia.

Menurut Syekh Ali Jaber ketika seseorang bereaksi atas takdir dari Allah SWT seperti marah dan sedih, merupakan hal yang sia-sia. Karena hal itu akan memperburuk keadaan dan tidak menyelesaikan masalah yang terjadi.

Syekh Ali Jaber tidak memungkiri bahwa ada rasa sedikit emosional pada awal kejadian penusukan, dengan menyebut pelaku mengalami gangguan kejiwaan. Karena, menurut dia, terlalu dini menyebut pelaku mengalami gangguan kejiwaan.

Namun, kini ia merasa ikhlas bila pelaku divonis mengalami gangguan jiwa oleh penegak hukum. Ia percaya penegak hukum akan melakukan yang terbaik untuk kasusnya. 

“Bila saya marah dan tidak terima, tidak ada manfaatnya. Saya lebih baik menjadi korban sendiri, dibandingkan korban umat banyak,” ujar ulama asal Madinah, Arab Saudi itu.

Baca Juga: Minta Maaf, Keluarga Penikam Syekh Ali Jaber Ungkap Riwayat Kejiwaan

2. Tetap mengucapkan syukur atas musibah yang menimpanya

Belajar Ikhlas dan Syukur dari Syekh Ali Jaber di Balik Musibah(Instagram/syakirdaulay)

Pada saat musibah menimpa Syekh Ali Jaber, ia hanya mengucapkan “Alhamdulillah, Innalillahi Wainailaihi Rojiun”. Kalimat ini juga yang dipelajari dia dan juga diajarkan kepada jemaahnya.

Syekh Ali mengatakan mengucapkan “Alhamdulillah” ketika manusia mengalami musibah merupakan hal tersulit. Karena, menurut dia, mengucapkan rasa syukur tidak hanya ketika senang, namun juga ketika sedang mengalami musibah.

“Berarti kata ‘Alhamdulillah’ kita masih mau memuji Allah walau pun kita lagi mengalami musibah. Di situ saya meyakini akan datang ketenangan yang luar biasa,” ujar dia.

Dia mengaku banyak yang menyampaikan pesan doa dari kerabat sesama muslim, bahkan hingga pendeta atas musibah yang dialaminya sekarang.

3. Syekh Ali Jaber ikut menyelamatkan pelaku dari amukan massa saat penusukan

Belajar Ikhlas dan Syukur dari Syekh Ali Jaber di Balik Musibahinstagram.com/syekh.alijaber

Ketika detik-detik penusukan berlangsung, pelaku berinisial AA segera ditangkap dan dihakimi jemaah. Namun, Syekh Ali Jaber berusaha menenangkan jemaah untuk tidak menghakimi pelaku.

“Saya jujur saja, di saat kejadian (penusukan) ini, gak tahu ya, saya merasa tenang dan adem. Tidak ada perasaan gelisah dan marah. Justru fokus saya menyelamatkan dia (pelaku),” ujar Syekh Ali Jaber.

Kala itu, Syekh Ali mengingatkan jemaahnya agar tidak menghakimi dengan teriakkan “Kasihan! Jangan begitu caranya.” Karena menurut syekh, bagaimana pun pelaku adalah manusia yang harus diperlakukan tidak seperti binatang.

Selain itu, ketika ada jemaah yang ingin menyeret pelaku, Syekh Ali segera menghentikan. “Hey hey, ini kan manusia, bukan sampah. Saya bilang 'tolong diangkat, berdirikan, kemudian dibawa (ke polisi)',” ujar Syekh Ali.

Baca Juga: Pakai Jubah Hitam Saat Penusukan, Syekh Ali Jaber Sudah dapat Firasat?

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya