Ibuprofen Bikin Rentan COVID-19? Yang Hipertensi & Diabetes Perlu Tahu

Menurut riset, ada keterkaitan dengan obat yang dikonsumsi

Menurut laman Centers for Disease Control and Prevention, ada golongan tertentu yang berisiko tinggi terkena COVID-19. Yaitu orang lanjut usia dan orang yang memiliki kondisi medis kronis, seperti penderita penyakit jantung, paru-paru dan diabetes.

Sementara, menurut penelitian yang dilakukan oleh Lei Fang, George Karakiulakis dan Michael Roth yang dipublikasikan di The Lancet Respiratory Medicine pada 11 Maret 2020 ini, hipertensi dan diabetes mellitus meningkatkan risiko infeksi COVID-19. Apakah benar demikian?

1. Dari 1.099 pasien COVID-19, 173 di antaranya memiliki kondisi medis tertentu

Ibuprofen Bikin Rentan COVID-19? Yang Hipertensi & Diabetes Perlu Tahubangkokpost.com

Dari 52 pasien COVID-19, 32 pasien yang tidak selamat memiliki penyakit tertentu. 22 persen memiliki penyakit serebrovaskular dan 22 persen diabetes, ungkap penelitian yang dilakukan oleh Xiaobo Yang. Sementara, menurut studi yang dilakukan oleh Guan W, dari 1.099 pasien COVID-19, 173 di antaranya memiliki penyakit tertentu.

23,7 persen di antaranya menderita hipertensi, 16,2 persen diabetes mellitus, 5,8 persen penyakit jantung koroner dan 2,3 persen penyakit serebrovaskular. Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Zhang JJ, dari 140 pasien COVID-19, 30 persen memiliki hipertensi dan 12 persen memiliki diabetes.

Bila disimpulkan, penderita hipertensi dan diabetes lebih berisiko terkena COVID-19 dibanding individu yang sehat. Maka dari itu, untuk penderita hipertensi dan diabetes, yuk lebih disiplin untuk menjaga pola hidup sehat serta mengikuti imbauan WHO tentang langkah-langkah pencegahan COVID-19.

2. Pengobatan hipertensi dan diabetes justru meningkatkan pengembangan risiko COVID-19

Ibuprofen Bikin Rentan COVID-19? Yang Hipertensi & Diabetes Perlu Tahuuchicagomedicine.org

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lei Fang, George Karakiulakis dan Michael Roth, pasien diabetes tipe 1 dan tipe 2 yang dirawat dengan ACE inhibitor dan angiotensin II tipe-I receptor blocker (ARBs) akan meningkatkan ekspresi ACE2 secara substansial. Begitu pula dengan pengobatan hipertensi yang menghasilkan ACE2.

ACE2 juga bisa dihasilkan berkat penggunaan obat ibuprofen dan thiazolidinediones. Di sisi lain, peningkatan ekspresi ACE2 justru memperbesar risiko infeksi COVID-19.

Hipotesis sementara, pengobatan diabetes dan hipertensi dengan obat perangsang ACE2 meningkatkan risiko pengembangan COVID-19, seperti yang dilansir dari laman The Lancet Respiratory Medicine. Jadi, paracetamol atau tylenol masih aman daripada ibuprofen.

3. Padahal, pengobatan ACE2 bisa mengurangi peradangan pada penderita hipertensi dan diabetes

Ibuprofen Bikin Rentan COVID-19? Yang Hipertensi & Diabetes Perlu Tahuafrinik.com

Jika hipotesis ini dikonfirmasi, maka hal ini akan memicu dilema. Sebab, pengobatan dengan ACE2 bisa mengurangi peradangan dan direkomendasikan sebagai terapi penyakit diabetes, hipertensi, radang paru-paru dan kanker, jelas laman The Lancet Respiratory Medicine.

Disarankan, pasien COVID-19 yang memiliki penyakit jantung, hipertensi atau diabetes, harus dipantau dengan obat pemodulasi ACE2, seperti inhibitor ACE atau ARB. Apabila tidak, obat yang meningkatkan ACE2 akan memperbesar risiko infeksi COVID-19.

Pemantauan juga harus dilakukan pada obat antiinflamasi, seperti ibuprofen dan kortison. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ya, jangan sampai malah menambah risiko untuk kesehatanmu.

Baca Juga: Interferon Alpha 2B: Obat dari Kuba yang Diklaim Bisa Atasi COVID-19

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya