Peneliti Eijkman Institute: COVID-19 Tak Akan Hilang

COVID-19 seperti wabah campak

Jakarta, IDN Times - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada kemungkinan virus corona tak akan pernah hilang dari kehidupan manusia. Hal yang sama diungkapkan Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman Institute, Herawati Sudoyo.

"Saya kok agak setuju atau setuju dengan apa yang dikemukakan oleh WHO," kata dia dalam program Ngobrol Asik bersama IDN Times, Sabtu (16/5).

1. Sama dengan adanya campak

Peneliti Eijkman Institute: COVID-19 Tak Akan HilangWakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman Institute, Herawati Sudoyo (Dok. Istimewa)

Herawati mengatakan kondisi pandemik virus corona saat ini hampir sama dengan campak. Karena hingga saat ini campak tidak benar-benar hilang walau vaksinnya sudah ditemukan.

"Nah, walaupun sudah dilakukan vaksinasi, sebagian publik ada yang tidak mau vaksinasi, sehingga outbreak bisa terjadi di mana-mana," ujar dia.

2. Jika vaksin ditemukan, pencegahan bisa dilakukan

Peneliti Eijkman Institute: COVID-19 Tak Akan HilangIlustrasi vaksin virus corona. pixabay.com/geralt-9301

Dia mengatakan pencegahan terhadap COVID-19 bisa dilakukan jika vaksinnya telah ditemukan. Sehingga, meski virus corona tidak akan benar-benar hilang dari kehidupan manusia, namun vaksin yang akan ditemukan tersebut bisa melindungi manusia.  

"Kita tidak terlindungi, tapi kejadian seperti itu bisa saja. Menurut saya ya, jadi kita hidup dengan COVID-19," katanya.

3. Keadaan bisa dikatakan normal jika kategori sakit berat menurun

Peneliti Eijkman Institute: COVID-19 Tak Akan HilangIlustrasi (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

Herawati menilai wabah virus corona bisa dikatakan telah normal ketika jumlah kategori sakit berat sudah mulai berkurang. Selain itu, kondisi bisa dikatakan aman jika ada obat-obat baru yang bisa menangani COVID-19 ini.

"Kalau misalnya jumlah mereka yang masuk ke dalam kategori sakit berat itu sudah menurun," kata dia.

Baca Juga: IDI: Puncak COVID-19 di Depok Terjadi Juni, Pemkot Terganjal Sarana

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya