Kenaikan Harga Barang di Sumsel Sepanjang 2021 Mencapai 1,98 Persen

Angka inflasi nasional berbeda tipis di angka 1,75 persen

Palembang, IDN Times - Bank Indonesia wilayah Sumatra Selatan (BI Sumsel) mencatat angka realisasi inflasi (kenaikan harga barang) tahunan, lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional pada 2021. Angka inflasi Sumsel tercatat mencapai 1,98 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau year on year (yoy).

"Sedangkan angka nasional hanya 1,75 persen (yoy)," ujar Kepala Perwakilan BI Sumsel, Hari Widodo melalui kegiatan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumsel, Senin (20/12/2021).

1. Kendalikan inflasi wilayah lewat strategi 4K

Kenaikan Harga Barang di Sumsel Sepanjang 2021 Mencapai 1,98 PersenIlustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Kendati inflasi Sumsel tahun ini melebihi angka nasional, namun persentase tersebut masih tergolong dalam kisaran yang rendah. Hal itu turut dipengaruhi kondisi ekonomi wilayah yang belum pulih akibat pandemik COVID-19.

"Untuk mengendalikan inflasi dibutuhkan strategi 4K atau ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif," kata dia.

Baca Juga: Survei BI Prediksikan Inflasi 2021 Capai 1,64 Persen

2. Amankan pasokan pangan saat Nataru untuk kendalikan inflasi Sumsel

Kenaikan Harga Barang di Sumsel Sepanjang 2021 Mencapai 1,98 PersenIlustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain menggerakkan strategi 4K, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel diminta mengantisipasi kesiapan peningkatan permintaan kebutuhan bahan pangan atau bahan pokok, khususnya selama momen Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru).

"Termasuk menjaga ketersediaan pasokan pangan dan suplai komoditas pangan yang ada di Sumsel dalam kondisi aman," timpalnya.

3. Prediksi inflasi Sumsel 2022 di 1-3 persen

Kenaikan Harga Barang di Sumsel Sepanjang 2021 Mencapai 1,98 Persen

BI Sumsel menilai, beberapa komoditas berpotensi meningkatkan angka inflasi pada 2022 nanti. Yakni komoditas pangan seperti cabai merah dan telur ayam ras. Sedangkan secar angka, perkiraan inflasi 2022 berada pada rentang 1-3 persen.

"Target peningkatan inflasi didorong pulihnya aktivitas masyarakat di tengah perluasan dan percepatan program vaksinasi, percepatan pembangunan infrastruktur, serta kenaikan harga komoditas global," tandas dia.

Baca Juga: BPS: Inflasi November 0,37 Persen, Tertinggi di 2021 

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya