Impor Non Migas di Sumsel Meningkat 15,37 Persen

Pengiriman mesin listrik jadi kelompok barang paling dominan

Palembang, IDN Times - Badan Pusat Statistik Sumatra Selatan (BPS Sumsel) mencatat perkembangan impor non migas mengalami peningkatan, yakni hingga 15,37 persen pada Januari 2021. Angka tersebut naik jika dibandingkan data impor non migas bulan sebelumnya senilai 13,62 juta dollar Amerika menjadi sebesar 102,22 juta dollar Amerika.

"Dibandingkan dengan impor non migas Desember 2020, ada peningkatan dan kelompok pengiriman barang paling dominan atau impor utama dari mesin peralatan listrik sebesar 58,43 juta dollar Amerika, lalu bubur kayu naik sebesar 1,82 juta dollar Amerika, dan logam dasar lainnya naik 830,39 ribu dollar Amerika," ujar Kepala BPS Sumsel, Endang Tri Wahyuningsih melalui siaran pers yang diterima IDN Times, Selasa (16/2/2021).

1. Peningkatan impor non migas dipengaruhi banyaknya permintaan mesin-mesin mekanik

Impor Non Migas di Sumsel Meningkat 15,37 PersenIlustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Peningkatan impor non migas dari distribusi mesin listrik juga turut dipengaruhi banyaknya permintaan dan pengiriman mesin-mesin pesawat mekanik, dengan dominansi impor di Sumsel mencapai 77,98 persen. Diikuti pupuk 5,06 persen, serta lokomotif dan peralatan kereta api sebesar 3,70 persen.

"Impor bahan kimia anorganik juga naik sebesar 622,25 ribu dollar Amerika, besi dan baja naik sebesar 488,36 ribu dollar Amerika," kata dia.

Baca Juga: Masih Pengaruh Pandemik, Kegiatan Impor di Sumsel Turun 63,22 persen

2. Volume impor menyeluruh migas dan non migas turun 27,09 persen

Impor Non Migas di Sumsel Meningkat 15,37 PersenIlustrasi ekspor impor (IDN Times/Arief Rahmat)

Namun berdasarkan pendataan impor menyeluruh secara migas dan non migas, volume impor di Sumsel pada Januari 2021 mengalami penurunan hingga 27,09 persen dibanding Desember 2020.

Hal tersebut disebabkan adanya penurunan volume impor nonmigas sebesar 21,66 ribu ton atau 24,06 persen, dan migas turun sebesar 4,66 ribu ton atau 75,43 persen.

"Secara kumulatif, volume ekspor menurun 28,41 persen dibanding periode Januari–Januari 2020, disumbang oleh penurunan volume ekspor nonmigas sebesar 23,83 persen. Sedangkan migas turun 81,91 persen," jelasnya.

3. Surplus di tiga negara besar memengaruhi neraca perdagangan Sumsel

Impor Non Migas di Sumsel Meningkat 15,37 PersenKepala BPS Provinsi Sumatera Selatan, Endang Tri Wahyuningsih (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Endang menerangkan, perhitungan neraca transaksi perdagangan pada Januari 2021 di Sumsel mengalami surplus 290,82 juta dollar Amerika. Surplus terjadi pada sektor non migas dan migas, masing-masing sebesar 284,91 juta dollar Amerika dan 5,91 juta dollar Amerika.

"Surplus di Sumsel dipengaruhi neraca perdagangan di tiga negara besar yang juga surplus pada Januari 2021, yakni di Tongkok 78,69 juta dollar Amerika, Amerika Serikat 38,42 juta dollar, dan Jepang 26,03 dollar Amerika," tandas dia.

Baca Juga: Nilai Impor Non Migas di Sumatra Selatan Turun 29,37 Persen

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya