Hanya Fokus pada Tiga Negara, Nilai Ekspor Sumsel Turun 8,12 Persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Kepala BPS (Badan Pusat Statistik) Sumatera Selatan (Sumsel), Endang Triwahyuningsih mengungkapkan, nilai ekspor Sumsel pada November 2019 mengalami penurunan hingga 8,12 persen dibandingkan Oktober lalu.
"Ini disebabkan turunnya nilai ekspor nonmigas sebesar 8,95 persen. Padahal, industri non migas salah satu yang menjanjikan. Penurunan ini akibat ekspor bubur kertas ke Tiongkok juga turun US$40,52 juta, dibandingkan bulan Oktober. Kemudian, ada juga ekspor karet dengan ke Amerika Serikat yang turun US$9,69 juta," ungkapnya, Senin (16/12).
1. Dibanding tahun 2018, Nilai ekspor turun sebesar US$326,30 juta
Endang mengungkapkan, Nilai ekspor untuk tahun 2019 jika dibandingkan dengan tahun 2018, turun sebesar 8,65 persen.
"Nilai ekspor turun sebesar US$326,30 juta, terdiri dari ekspor migas sebesar US$24,48 juta dan US$301,82 juta hasil ekspor komoditi nonmigas," ungkap dia.
2. Tujuan ekspor Sumsel hanya fokus pada Tiongkok, Malaysia dan Amerika Serikat
Kemudian, terang Endang, untuk tujuan ekspor Sumsel lebih memfokuskan pada tiga negara utama, Tiongkok, Malaysia dan Amerika Serikat. Ini karena tiga negara tersebut memiliki peranan ekspor mencapai 52,73 persen, dari total ekspor periode Januari – November 2019.
"Ekspor Sumsel pada periode Januari sampai November 2019 mencapai US$1.244,17 juta (Tiongkok), US$ 396,52 juta (Malaysia) dan US$ 324,55 juta (Amerika Serikat), sedangkan nilai ekspor di bulan November turun dibanding Oktober 2019, dari US$331,49 juta menjadi US$301,82 juta. Walaupun, nilai ekspor migas naik sebesar 3,55 persen dari US$ 23,64 juta menjadi US$ 24,48 juta," terang dia.
Baca Juga: Atasi Dinamika Ekspor-Impor Kelapa, Pemprov Sumsel Perlu Lakukan Ini
3. Impor mesin-mesin mekanik asal Tiongkok menurun
Nah masuk bulan November, urai Endang, sudah ada 5 negara sebagai tujuan ekspor Sumsel terbesar, yakni Tiongkok (US$ 110,34 juta), Malaysia (US$ 37,07 juta), India (US$ 29,01), Amerika Serikat (US$ 23, 38 juta), dan Korea Selatan (US$ 15,47 juta).
"Neraca perdagangan Sumsel mengalami surplus sebesar US$ 292,77 juta. Ini kabar baik, sehingga neraca perdagangan kita ikut bagus. Mengiring ekspor, impor mesin-mesin mekanik asal Tiongkok menurun, chirpified ini dipicu oleh beberapa industri yang memang tidak banyak menggunakannya. Dari angka 19,88 persen tersebut, impor mesin dari Tiongkok turun US$ 4,82 juta," tandas dia.
Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb