Ekonomi Digital, Antara Hambatan Infrastruktur Jaringan & Binaan UMKM

Pertumbuhan ekonomi digital naik pertahun 40 persen

Palembang, IDN Times - Mau atau tidak mau, seluruh stakeholder dan pelaku ekonomi harus mengikuti arus digitalisasi. Apalagi, menghadapi industri 5.0, masyarakat dan pelaku bisnis harus cerdas melihat peluang dan potensi pasar.

"Saya bicara secara nasional dulu, sekarang pertumbuhan ekonomi kita mengalami penurunan sampai 5,4 persen. Tapi yang perlu dicatat, ekonomi digital naik 40 persen secara nasional. Oleh karena itu, penting sekali sebagai pelaku bisnis atau market ekonomi menggiring pengaruh digitalisasi ini," jelas Pengamat Ekonomi Sumsel, Sri Rahayu, kepada IDN Times, Rabu (21/8).

1. Potensi ekonomi terbesar berasal dari UMKM

Ekonomi Digital, Antara Hambatan Infrastruktur Jaringan & Binaan UMKMIDN Times/Feny Maulia Agustin

Terlepas dari pengaruh digital, jelas Ayu, pertumbuhan ekonomi di Sumsel yang mengalami peningkatan ada pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"Potensi sementara yang mendukung perekonomian kita ini adalah UMKM atau menengah ke bawah, dan ini sudah terbukti bisa bertahan saat krisis. Intinya, yang menjadi perhatian adalah UMKM," jelas dia.

Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) itu melanjutkan, fokus utama mengembangkan UMKM itu sebenarnya bagaimana cara membuat pelaku bisa sadar dengan adanya digitalisasi.

"Mereka harus dibantu melek mengikuti tren digital. Saya sangat setuju, apabila melakukan interaksi ekonomi secara digital dalam membangun usaha. Mau tidak mau, kita harus semuanya memahami dan mengerti betul kebutuhan yang dicari pasar," sambungnya.

2. Pasar tradisional tak harus didigitalisasikan

Ekonomi Digital, Antara Hambatan Infrastruktur Jaringan & Binaan UMKMIDN Times/Feny Maulia Agustin

Di Indonesia, tercatat ada sekitar 93,4 juta orang pengguna internet dan 71 juta pemakai smartphone. Atas dasar itu, kebutuhan ekonomi digital tidak bisa dibendung. Tapi yang perlu dibenahi, adalah menyiapkan porsi tersendiri untuk ekonomi tradisional.

"Betul dengan digital bisnis tumbuh pesat, kemudian kemudahan-kemudahan berbelanja online lebih ringkas. Namun pada Industri 5.0, akan ada yang tidak bisa dilakukan secara digital. Contohnya pasar tradisional, kalau saya tidak setuju apabila pasar tradisional harus didigitalisasikan. Karena ada dari satu sudut sisi pandang, semua hal tidak baik kalau menerapkan teknologi," terangnya.

Ayu menguraikan, manusia itu memerlukan interaksi secara langsung. Namun, saat ini pihaknya sering mengamati banyak orang seperti acuh tak acuh. Memang tujuannya untuk meningkatkan kemajuan pertumbuhan industri terhadap kegiatan ekonomi, tapi malah salah sasaran di kepribadian masing-masing.

"Sekali lagi saya tegaskan, ekonomi digital baik dan setuju untuk hal positif. Kemudian alangkah positifnya lagi, apabila pelaku bisnis pengambil keputusan menerima pembinaan dan pendampingan. Mungkin sekarang prosesnya belum ready, tapi saya rasa persiapan (pelatihan/pendampingan pelaku bisnis) tidak memakan waktu lama," urainya.

3. Indonesia berada di posisi ketiga Asia terbesar dalam pasar digital

Ekonomi Digital, Antara Hambatan Infrastruktur Jaringan & Binaan UMKMIDN Times/Feny Maulia Agustin

Sementara, Marketing Communications Telkomsel, Sumbagsel Gumilar HN Ali menuturkan, saat ini Indonesia berada di posisi ketiga terbesar di Asia untuk pasar digital setelah Tiongkok dan India. Potensi pertumbuhan ekonomi digital ini ditopang dari jumlah penduduk Indonesia yang telah menggunakan internet.

"Secara instansi, kami Telkomsel sebagai perusahaan Digital Telco Company tentu memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi tersebut. Di Sumsel sendiri, tercatat ada dua juta pelanggan yang telah mengakses jaringan internet Telkomsel. Bukan angka yang kecil, dan tententunya berpotensi mengakselerasi pertumbuhan ekonomi digital di Sumsel," tuturnya.

Oleh karena itu, sambung Gumilar, pihaknya melakukan berbagai upaya untuk menghadirkan layanan yang maksimal. Salah satunya dengan mengakselerasi proses migrasi pelanggan ke Universal Subscriber Indentity Mobile (USIM) 4G agar dapat memanfaatkan jaringan internet yang lebih cepat. Telkomsel juga akan terus berkolaborasi dengan berbagai kalangan usaha untuk memeratakan pemanfaatan 4G LTE Telkomsel di seluruh Sumsel guna mendorong digitalisasi di Sumsel.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Tertinggi di ASEAN 

4. Ekonomi digital tergantung pada insfrastruktur internet

Ekonomi Digital, Antara Hambatan Infrastruktur Jaringan & Binaan UMKMIDN Times/Feny Maulia Agustin

Gumilar mengungkapkan, ekonomi digital sangat bergantung pada infrastruktur jaringan internet. Oleh karena itu, ketersediaan  jaringan masih menjadi hambatan terbesar dalam penciptaan ekosistem digital yang merata. Selaku bagian dari industri yang mempengaruhi ekonomi digital, pihaknya komitmen untuk melakukan pemerataan akses jaringan internet, terutama jaringan 4G ke seluruh pelosok Sumsel.

"Hingga saat ini jaringan sudah menjangkau 89 persen dari wilayah populasi yang ada di Sumsel, dan Telkomsel akan terus komitmen meningkatkan jangkauan network. Namun perlu diingat, bahwa ketersediaan infrastruktur jaringan bukanlah satu satunya faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi digital," terangnya.

Kesiapan masyarakat Sumsel dalam menerima teknologi, serta ketersediaan perangkat yang bisa digunakan untuk memanfaatkan jaringan 4G, juga harus menjadi perhatian bersama dengan pemerintah.

"Market kami sendiri juga terus berupaya mengedukasi masyarakat hingga ke pelosok dalam hal pemanfaatan jaringan 4G, terutama UMKM yang ada di Sumsel," tandasnya.

Topik:

  • Sidratul Muntaha
  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya